Rabu, 13 Juni 2012

UnTittLe....

RayuLah aku.. Mungkin aku tak mempercayaimu.. 
KritikLah aku.. Mungkin aku tak menyukaimu.. 
Acuhkan aku.. Mungkin aku tak memaafkanmu.. 
Semangati aku.. Mungkin aku tak akan Melupakanmu... 

TempatkanLah "Batu Besar" dalam hidup kamu untuk menjadi urutan yang paling utama .. 

Jangan Menjadi "PAKU" yang meninggalkan LUBANG pada Balok yang tidak bersalah

Matahari tidak akan terbit dua kali untuk membangunkan orang yang sedang tertidur nyenyak, Begitupula dengan kesempatan yang tidak datang dua kali agar anda mau membuka pintu keputusan. 

PandangLah setiap masalah sebagai Kesempatan.. Kesempatan yang baik adalah hidup yang hanya sekali ini saja, PergunakanLah, Bukan hanya sebaik2nya, namun yang terbaik.

Orang berhasil adalah orang yang memanfaatkan kesalahan_kesalahannya untuk menebusnya dan mencoba lagi dengan cara yang berbeda. 

Orang yang bahagia bukan sekedar dari lingkungan hidupnya, namun dari sikap yang ada pada dirinya. 
 
Orang OPTIMIS melihat Donat, Orang PESIMIS hanya melihat lubangnya. 

Mereka  yang mencapai puncak kesuksesan adalah mereka yang dalam mengerjakan pekerjaan yang ada didepannya dengan SEMANGAT, TENANG & KERJA KERAS. 

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, Maka Lakukan USAHA yang sebaik-baiknya dan BerBahagiaLah Hari Ini..

Jumat, 08 Juni 2012

Tanaman Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)


Tanaman Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

Deskripsi dan Morfologi Tanaman Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

           Tanaman salam termasuk dalam family Myrtaseae, dengan nama spesies Syzygium polyanthum (Wight) Walp., merupakan pohon bertajuk rimbun, tinggi sampai 25 m. Daunnya bila diremas berbau harum, berbentuk lonjong sampai elips, atau bulat telur sungsang, pangkal lancip sedangkan ujung lancip sampai tumpul, panjang 5-15 cm, lebar 35-36 mm, terdapat 6-10 urat daun lateral, pangkal daun 5-12 mm. Perbungaan berupa malai, keluar dari ranting, berbau harum. Bila musim berbunga, pohon akan dipenuhi bunga. Kelopak bunga berbentuk cangkir yang lebar, ukurannya lebih kurang 1 mm. Mahkota bunga berwarna putih, panjang 2,5-3,5 mm, benang sari terbagi dalam 4 kelompok, panjang 3 mm, berwarna kuning lembayung. Buah buni berwarna merah gelap, berbentuk bulat dengan garis tengah 8-9 mm, pada bagian tepi berakar lembaga yang sangat pendek (Sudarsono dkk, 2002) 

                        Ekologi dan Penyebaran
      Pohon salam tumbuh di Birma, ke arah selatan sampai Indonesia. Di Pulau Jawa tumbuh di Jawa Barat sampai Jawa Timur pada ketinggian 5-1.000 m di atas permukaan laut. Pohon salam dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.800 m; banyak tumbuh di hutan maupun rimba belantara (Dalimarta, 2000).

            Kandungan dan Khasiat
       Pengujian fitokimia dilakukan untuk memberikan informasi mengenai kandungan metabolit sekunder dari setiap tanaman dan aktivitas fisiologis terhadap respon tubuh. Dari hasil pengujian fitokimia yang dilakukan Wijaya et al, (2011) daun salam mengandung alkaloid, karbohidrat, tannin, steroid, triterpenoid, dan flavonoid.
       Hampir seluruh bagian tanaman ini bermanfaat, mulai dari buahnya yang dapat dikonsumsi, akar digunakan sebagai obat gatal, kulit batang untuk obat nyeri dan bahan pewarna, daun dan kulit kayu untuk obat diare, gatal, kencing manis dan untuk nyeri perut (Sudarsono dkk, 2002).
      Penelitian aktivitas antioksidan yang dilakukan Wijaya et al, (2011) terhadap tiga tanaman Indonesia salah satunya adalah daun salam menyatakan bahwa pada konsentrasi 100 ppm, daun salam memiliki konsentrasi hambat (IC50) sebesar 83 % terhadap DPPH (1,1-difenil-2-picrylhydrazyl) yang dibandingkan dengan kontrol positif yakni vitamin C dengan aktivitas sebesar 95 %. Kemudian penelitian Ma’rufah (2007) dalam Wahyu (2008) menyatakan bahwa ekstrak etanol daun salam dosis 420 mg/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat dalam serum darah mencit putih jantan yang hasilnya setara dengan alopurinol dosis 10 mg/kg BB. Senyawa yang diduga bekerja dalam menurunkan kadar asam urat adalah flavonoid, karena senyawa golongan polifenol seperti flavonoid mengandung antioksidan. Menurut Miller, (1996) flavonoid mempunyai aktivitas antioksidan, vasodilatasi, sebagai antibakteri, anti-inflamasi, anti-alergi, dan anti mutagenik. 

Senin, 04 Juni 2012

Alpukat (Persea americana Mill.)


Tanaman Alpukat (Persea americana Mill.)
                         Deskripsi dan Morfologi Tanaman Alpukat (Persea americana Mill.)
        Alpukat (Persea americana Mill.) berasal dari Amerika Tengah. Alpukat termasuk dalam family Lauraceae dengan genus Persea. Kata Persea berasal dari bahasa Yunani, artinya suatu pohon yang buahnya manis. Dalam perkembangan selanjutnya nama alpukat menjadi beragam di berbagai negara dan daerah antara lain advocaat (Belanda), avocat (Prancis), ahuaca-te atau aquacate (Spanyol), avocado (Inggris). Tanaman alpukat diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke 18. Di Indonesia nama alpukat mempunyai nama daerah antara lain : alpuket atau alpukat (Jawa Barat), alpokat (Jawa Tengah dan Jawa Timur), apokat dan jambu wolanda (sebutan di lain-lain daerah). Tanaman ini berbentuk pohon, dengan ketinggian pohon dapat mencapai 3–10 m. Daun banyak menumpuk di ujung ranting, bentuk oval sampai lonjong, panjang 10-20 cm, lebar 3 cm. Bunga tersusun malai, berwarna putih kekuningan. Buah berbentuk bola sampai bulat telur, warna hijau atau hijau kekuningan, berbintik ungu. Biji satu berbentuk bola berwarna coklat (Winarto dan Sidik, 2007).
          Ekologi dan Penyebaran
        Negara-negara penghasil alpukat dalam skala besar adalah Amerika (California, Hawaii, Florida), Australia, Cuba, Argentina dan Afrika Selatan. Dari tahun ke tahun Amerika mempunyai kebun alpukat yang terus meningkat. Di Indonesia alpukat masih menjadi tanaman pekarangan, belum dibudidayakan dalam skala usaha tani. Daerah penghasil alpukat adalah Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian Sumatera, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara (Prihatman, 2000)
       Tanaman alpukat tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis dengan curah hujan antara 1800-4500 mm per tahun. Tanaman ini cocok hidup di daerah yang sejuk dan basah dengan ketinggian 1-1000m dpl (Winarto dan Sidik, 2007)

 Kandungan dan Khasiat       
       Daun alpukat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk peluruh air seni, dan pengobatan kencing batu (batu ginjal). Daun alpukat memiliki kandungan berupa saponin, polifenol, flavonoid dan alkaloid (Sudarsono dkk, 2002). Hasil penapisan fitokimia ekstrak daun alpukat menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, tanin katekat, kuinon, saponin, dan steroid/triterpenoid (Maryati dkk, 2007).
       Hasil pengujian farmakologi yang dilakukan Yasir et al, 2010 menunjukkan bahwa ekstrak daun alpukat memiliki aktifitas vasorelaksan,  hipotensi, antikonvulsan, antivirus, antihepatotoksik, antioksidan, hipoglikemik, analgesik, dan anti-inflamasi. Mengingat peradangan merupakan suatu gejala patologis dari penyakit persendian seperti gout, maka daun alpukat menjadi alternatif pengobatan tradisional untuk mengatasi gejala hiperurisemia. Pada penelitian Adeyemi et al, (2002) ekstrak air daun alpukat menunjukkan aktivitas penghambatan peradangan sebesar 87,2% pada dosis 800 mg/kgBB ekstrak yang setara dengan morfin 2 mg/kgBB. Ekstrak air daun alpukat dengan dosis 800 mg/kg menghasilkan penghambatan signifikan pada pembengkakan kaki tikus yang diinduksi oleh karagenan pada 3 jam pasca pemberian. Efek ini mirip dengan yang dihasilkan oleh indometasin dalam durasi yang sama.