BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam urat telah dikenal sejak abad ke-5 Sebelum Masehi sebagai penyakit
raja-raja dikarenakan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang lezat. Namun sekarang asam urat dapat menyerang siapa saja dari
yang muda sampai yang tua. Di Indonesia, penyakit asam urat diderita pada usia
yang lebih dini dibanding negara-negara barat dan 32 persen terjadi pada pria
di bawah usia 34 tahun (Bangun, 2010).
Asam urat diproduksi sendiri oleh tubuh
sehingga keberadaannya dalam tubuh adalah sesuatu yang normal. Umumnya asam
urat berada dalam darah dan urin. Kadar asam urat bisa menjadi sangat tinggi
jika produksinya berlebihan, ekskresinya berkurang, atau diet kaya purin yang
berlebihan. Asam urat yang tinggi dalam darah bisa menimbulkan penyakit gout (Depkes, 2006 dalam Kusni, 2010). Gout adalah radang sendi terlokalisasi yang
sangat nyeri terutama di ibu jari tangan dan kaki. Penyakit ini seringkali
diawali dengan hiperurisemia yang
selanjutnya mendorong terbentuknya kristal jarum asam urat di persendian
(Heinrich et al, 2009). Adanya
kristal jarum asam urat akan menyebabkan inflamasi atau peradangan yang cukup
serius dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderitanya. Hiperurisemia
merupakan keadaan dimana kadar asam urat di dalam serum darah tinggi dan dapat
menimbulkan berbagai penyakit maupun gangguan pada organ, antara lain arthritis
gout, tofi, gangguan fungsi hati dan batu ginjal (Anies, 2006).
Terapi
simptomatis untuk penderita gout yang umum digunakan adalah obat golongan NSAID
(Non Steroidal Anti-inflammatory Drug’s)
seperti kolkisin, fenilbutazon, alopurinol dan sulfinpirazon. Akan tetapi efek
samping dari pemakaian obat sintesis sangat merugikan, seperti timbulnya reaksi
berupa hipersensitif, reaksi kulit, gangguan saluran cerna dan gangguan darah
(Wilmana dan Gan, 2007). Obat tradisional Indonesia berupa daun alpukat dan
daun salam dapat menjadi pilihan untuk solusi pengobatan penderita gout.
Daun alpukat
(Persea americana Mill.) secara
tradisional digunakan sebagai obat herbal untuk mengatasi penyakit seperti
diabetes mellitus, batu ginjal dan penyakit persendian seperti gout dan
rematik. Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan Maryati dkk, (2007) menunjukkan bahwa di dalam ekstrak daun alpukat
terdapat golongan senyawa flavonoid, tanin katekat, kuinon, saponin, dan
steroid/triterpenoid. Berdasarkan penelitian Adeyemi et al, (2002) ekstrak air daun alpukat menunjukkan efek analgesik
dan anti-inflamasi pada tikus udema yang diinduksi oleh karagenin, dan hasil
penelitian Guevara et al, (2004) yang
menyatakan bahwa ekstrak etanol daun alpukat dapat mengurangi peradangan
sebesar 75,6 % pada dosis 3 g/kgBB. Mengingat peradangan merupakan suatu gejala
patologis dari penyakit persendian maka daun alpukat menjadi alternatif
pengobatan gout.
Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight)
Walp.) selain digunakan sebagai bahan rempah-rempah ternyata memiliki khasiat
sebagai obat. Daun salam mengandung tanin, flavonoid dan minyak atsiri berupa
sitrat dan eugenol. (Utami, 2003). Pemberian ekstrak etanol daun salam pada
dosis 420 mg/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat dalam serum darah mencit
putih jantan yang hasilnya setara dengan alopurinol dosis 10 mg/kg BB (Ma’rufah
2007 dalam Wahyu 2008). Senyawa yang
diduga bekerja dalam menurunkan kadar asam urat adalah flavonoid, karena
senyawa golongan polifenol seperti flavonoid mengandung antioksidan. Hasil
pengujian yang dilakukan Wijaya et al, (2011)
pada tiga tanaman Indonesia salah satunya adalah daun salam menyatakan bahwa
pada konsentrasi 100 ppm, daun salam memiliki konsentrasi hambat (IC50)
sebesar 83 % terhadap DPPH (1,1-difenil-2-picrylhydrazyl)
yang dibandingkan dengan kontrol positif yakni vitamin C dengan aktivitas
sebesar 95 %.
Antioksidan menunjukkan berbagai
aktivitas farmakologis seperti antikanker, anti-inflamasi, aterosklerotik,
antiosteoporosis, dan antivirus. Berbagai flavonoid yang ditemukan secara alami dalam
buah-buahan, sayuran dan beberapa minuman, telah ditunjukkan untuk mengerahkan efek
antioksidan melalui sejumlah mekanisme yang berbeda. Pada Penelitian
yang dilakukan Chen et al, (2009)
terhadap 27 tanaman menunjukkan salahsatu mekanismenya adalah dalam menghambat
aktivitas xantine oksidase. Dalam
keadaan normal, xantine oksidase mengkatalisis reaksi hipoxantine menjadi
xantine dan selanjutnya xantine diubah menjadi asam urat. Namun bila kadar asam
urat berlebih di dalam darah, maka xantin oksidase harus dihambat agar tidak
terbentuk asam urat. Sehingga xantine oxidase tidak dapat bereaksi dengan molekul oksigen,
maka tidak dapat melepaskan radikal
bebas superoksida. Menurut Nijveldt et al, (2001) kegiatan
menghambat xantin oksidase ini akan menurunkan cedera oksidatif.
Daun alpukat dan daun salam yang digunakan oleh masyarakat diindikasikan
sebagai obat penurun kadar asam urat, oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian eksperimental untuk mengetahui pengaruh, efektivitas dan keamanan
dari kedua tanaman tersebut. Pengujian efektivitas kombinasi daun alpukat dan
daun salam dalam menurunkan kadar asam urat akan dilihat melalui pemberian
ekstrak secara oral pada tikus putih jantan hiperurisemia. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar
asam urat pada serum tikus jantan adalah metode enzimatis spektrofotometri,
karena metode ini telah terbukti memberikan hasil yang akurat dalam pengukuran
kadar asam urat.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektivitas kombinasi ekstrak daun alpukat (Persea
Americana Mill.) dan daun salam (Syzygium
polyanthum (Wight) Walp.) terhadap penurunan kadar asam urat pada tikus Sprague-Dawley Jantan.
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini
adalah ada salahsatu dosis kombinasi ekstrak daun alpukat
dan daun salam yang paling efektif dalam menurunkan kadar asam urat pada tikus Sprague-Dawley Jantan.
teteh boleh mnta hasil data penelitiannya ga? aku rencana mau lanjutin hasil teteh..
BalasHapusklo boleh mnta krm email aq yah :)
frisda.cute91@gmail.com
neng... maaf ya baru bales koment nya.. coz baru buka blog.. iyah, nanti teteh kirim..
BalasHapusteh, bleh dikirmi juga gak data ny bwt pnelitian februari ini
BalasHapusini emailny sarialfitria@yahoo.co.id
tlong ya teh
teh.. aku juga mau donk teh di kirim..
BalasHapusaku mau lihat contoh skripsi nya..
kirim email aku ya teh..
marisalana@ymail.com
kakak,mau lihat contoh skripsinya dong,soalnya saya juga sedang mengerjakan penelitian tentang daun alpukat juga,kirim email phela_haur@yahoo.com,,terima kasih sebelumnya dan mohon maaf merepotkan,,semoga Ilmunya barokah,,Amin :)
BalasHapusPermisi,salam kenal. boleh tau kadar asam urat normal pada tikus putih ga admin? mohon bantuannnya ya> terima kasih... tolong email saya di hyobacin@gmail.com
BalasHapusteh Boleh Baca skripsinya ga ? soalnya mau penelitian asam urat juga. klo boleh email ke wawan.gunawan@live.com
BalasHapuskak, boleh minta yang lebih lengkap mengenai penelitian di atas? saya juga mau penelitian mengenai kombinasi ekstrak untuk asam urat.. ini email saya mdmaydien@gmail.com
BalasHapusmakasih
Kak, saya juga minta versi lengkapnya..
BalasHapuskakak punya file sumber kutipan ini? judulnya?
"Pemberian ekstrak etanol daun salam pada dosis 420 mg/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat dalam serum darah mencit putih jantan yang hasilnya setara dengan alopurinol dosis 10 mg/kg BB (Ma’rufah 2007 dalam Wahyu 2008)"
saya boleh minta file kutipan itu juga?
ini email saya siti_rohmatillah@ymail.com
Terima kasih
maaf kaka,
BalasHapusboleh minta versi lengkap penelitiannya kak, untuk sumber referensi penelitian.
boleh dikrim ke email saya syafitririandini@gmail.com
terima kasih kak
maaf kaka,
BalasHapusboleh minta versi lengkap penelitiannya kak, untuk sumber referensi penelitian.
boleh dikrim ke email saya syafitririandini@gmail.com
terima kasih kak