Kamis, 26 April 2012

UJI EFEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) dan DAUN SALAM (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) SEBAGAI ANTI ASAM URAT PADA TIKUS Sprague-Dawley JANTAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
       Asam urat telah dikenal sejak abad ke-5 Sebelum Masehi sebagai penyakit raja-raja dikarenakan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang lezat. Namun sekarang asam urat dapat menyerang siapa saja dari yang muda sampai yang tua. Di Indonesia, penyakit asam urat diderita pada usia yang lebih dini dibanding negara-negara barat dan 32 persen terjadi pada pria di bawah usia 34 tahun (Bangun, 2010).
       Asam urat diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga keberadaannya dalam tubuh adalah sesuatu yang normal. Umumnya asam urat berada dalam darah dan urin. Kadar asam urat bisa menjadi sangat tinggi jika produksinya berlebihan, ekskresinya berkurang, atau diet kaya purin yang berlebihan. Asam urat yang tinggi dalam darah bisa menimbulkan penyakit gout (Depkes, 2006 dalam Kusni, 2010). Gout adalah radang sendi terlokalisasi yang sangat nyeri terutama di ibu jari tangan dan kaki. Penyakit ini seringkali diawali dengan hiperurisemia yang selanjutnya mendorong terbentuknya kristal jarum asam urat di persendian (Heinrich et al, 2009). Adanya kristal jarum asam urat akan menyebabkan inflamasi atau peradangan yang cukup serius dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderitanya. Hiperurisemia merupakan keadaan dimana kadar asam urat di dalam serum darah tinggi dan dapat menimbulkan berbagai penyakit maupun gangguan pada organ, antara lain arthritis gout, tofi, gangguan fungsi hati dan batu ginjal (Anies, 2006). 
       Terapi simptomatis untuk penderita gout yang umum digunakan adalah obat golongan NSAID (Non Steroidal Anti-inflammatory Drug’s) seperti kolkisin, fenilbutazon, alopurinol dan sulfinpirazon. Akan tetapi efek samping dari pemakaian obat sintesis sangat merugikan, seperti timbulnya reaksi berupa hipersensitif, reaksi kulit, gangguan saluran cerna dan gangguan darah (Wilmana dan Gan, 2007). Obat tradisional Indonesia berupa daun alpukat dan daun salam dapat menjadi pilihan untuk solusi pengobatan penderita gout.
       Daun alpukat (Persea americana Mill.) secara tradisional digunakan sebagai obat herbal untuk mengatasi penyakit seperti diabetes mellitus, batu ginjal dan penyakit persendian seperti gout dan rematik. Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan Maryati dkk, (2007) menunjukkan bahwa di dalam ekstrak daun alpukat terdapat golongan senyawa flavonoid, tanin katekat, kuinon, saponin, dan steroid/triterpenoid. Berdasarkan penelitian Adeyemi et al, (2002) ekstrak air daun alpukat menunjukkan efek analgesik dan anti-inflamasi pada tikus udema yang diinduksi oleh karagenin, dan hasil penelitian Guevara et al, (2004) yang menyatakan bahwa ekstrak etanol daun alpukat dapat mengurangi peradangan sebesar 75,6 % pada dosis 3 g/kgBB. Mengingat peradangan merupakan suatu gejala patologis dari penyakit persendian maka daun alpukat menjadi alternatif pengobatan gout.
       Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) selain digunakan sebagai bahan rempah-rempah ternyata memiliki khasiat sebagai obat. Daun salam mengandung tanin, flavonoid dan minyak atsiri berupa sitrat dan eugenol. (Utami, 2003). Pemberian ekstrak etanol daun salam pada dosis 420 mg/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat dalam serum darah mencit putih jantan yang hasilnya setara dengan alopurinol dosis 10 mg/kg BB (Ma’rufah 2007 dalam Wahyu 2008). Senyawa yang diduga bekerja dalam menurunkan kadar asam urat adalah flavonoid, karena senyawa golongan polifenol seperti flavonoid mengandung antioksidan. Hasil pengujian yang dilakukan Wijaya et al, (2011) pada tiga tanaman Indonesia salah satunya adalah daun salam menyatakan bahwa pada konsentrasi 100 ppm, daun salam memiliki konsentrasi hambat (IC50) sebesar 83 % terhadap DPPH (1,1-difenil-2-picrylhydrazyl) yang dibandingkan dengan kontrol positif yakni vitamin C dengan aktivitas sebesar 95 %.
       Antioksidan menunjukkan berbagai aktivitas farmakologis seperti antikanker, anti-inflamasi, aterosklerotik, antiosteoporosis, dan antivirus. Berbagai flavonoid yang ditemukan secara alami dalam buah-buahan, sayuran dan beberapa minuman, telah ditunjukkan untuk mengerahkan efek antioksidan melalui sejumlah mekanisme yang berbeda. Pada Penelitian yang dilakukan Chen et al, (2009) terhadap 27 tanaman menunjukkan salahsatu mekanismenya adalah dalam menghambat aktivitas xantine oksidase. Dalam keadaan normal, xantine oksidase mengkatalisis reaksi hipoxantine menjadi xantine dan selanjutnya xantine diubah menjadi asam urat. Namun bila kadar asam urat berlebih di dalam darah, maka xantin oksidase harus dihambat agar tidak terbentuk asam urat. Sehingga xantine oxidase tidak dapat bereaksi dengan molekul oksigen, maka tidak dapat melepaskan radikal bebas superoksida. Menurut Nijveldt et al, (2001) kegiatan menghambat xantin oksidase ini akan menurunkan cedera oksidatif.
       Daun alpukat dan daun salam yang digunakan oleh masyarakat diindikasikan sebagai obat penurun kadar asam urat, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian eksperimental untuk mengetahui pengaruh, efektivitas dan keamanan dari kedua tanaman tersebut. Pengujian efektivitas kombinasi daun alpukat dan daun salam dalam menurunkan kadar asam urat akan dilihat melalui pemberian ekstrak secara oral pada tikus putih jantan hiperurisemia. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar asam urat pada serum tikus jantan adalah metode enzimatis spektrofotometri, karena metode ini telah terbukti memberikan hasil yang akurat dalam pengukuran kadar asam urat.

1.2  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak daun alpukat (Persea Americana Mill.) dan daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) terhadap penurunan kadar asam urat pada tikus Sprague-Dawley Jantan.

1.3  Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada salahsatu dosis kombinasi ekstrak daun alpukat dan daun salam yang paling efektif dalam menurunkan kadar asam urat pada tikus Sprague-Dawley Jantan.

11 komentar:

  1. teteh boleh mnta hasil data penelitiannya ga? aku rencana mau lanjutin hasil teteh..
    klo boleh mnta krm email aq yah :)
    frisda.cute91@gmail.com

    BalasHapus
  2. neng... maaf ya baru bales koment nya.. coz baru buka blog.. iyah, nanti teteh kirim..

    BalasHapus
  3. teh, bleh dikirmi juga gak data ny bwt pnelitian februari ini
    ini emailny sarialfitria@yahoo.co.id
    tlong ya teh

    BalasHapus
  4. teh.. aku juga mau donk teh di kirim..
    aku mau lihat contoh skripsi nya..
    kirim email aku ya teh..
    marisalana@ymail.com

    BalasHapus
  5. kakak,mau lihat contoh skripsinya dong,soalnya saya juga sedang mengerjakan penelitian tentang daun alpukat juga,kirim email phela_haur@yahoo.com,,terima kasih sebelumnya dan mohon maaf merepotkan,,semoga Ilmunya barokah,,Amin :)

    BalasHapus
  6. Permisi,salam kenal. boleh tau kadar asam urat normal pada tikus putih ga admin? mohon bantuannnya ya> terima kasih... tolong email saya di hyobacin@gmail.com

    BalasHapus
  7. teh Boleh Baca skripsinya ga ? soalnya mau penelitian asam urat juga. klo boleh email ke wawan.gunawan@live.com

    BalasHapus
  8. kak, boleh minta yang lebih lengkap mengenai penelitian di atas? saya juga mau penelitian mengenai kombinasi ekstrak untuk asam urat.. ini email saya mdmaydien@gmail.com
    makasih

    BalasHapus
  9. Kak, saya juga minta versi lengkapnya..
    kakak punya file sumber kutipan ini? judulnya?
    "Pemberian ekstrak etanol daun salam pada dosis 420 mg/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat dalam serum darah mencit putih jantan yang hasilnya setara dengan alopurinol dosis 10 mg/kg BB (Ma’rufah 2007 dalam Wahyu 2008)"

    saya boleh minta file kutipan itu juga?
    ini email saya siti_rohmatillah@ymail.com
    Terima kasih

    BalasHapus
  10. maaf kaka,
    boleh minta versi lengkap penelitiannya kak, untuk sumber referensi penelitian.
    boleh dikrim ke email saya syafitririandini@gmail.com
    terima kasih kak

    BalasHapus
  11. maaf kaka,
    boleh minta versi lengkap penelitiannya kak, untuk sumber referensi penelitian.
    boleh dikrim ke email saya syafitririandini@gmail.com
    terima kasih kak

    BalasHapus