Jumat, 08 Juni 2012

Tanaman Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)


Tanaman Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

Deskripsi dan Morfologi Tanaman Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

           Tanaman salam termasuk dalam family Myrtaseae, dengan nama spesies Syzygium polyanthum (Wight) Walp., merupakan pohon bertajuk rimbun, tinggi sampai 25 m. Daunnya bila diremas berbau harum, berbentuk lonjong sampai elips, atau bulat telur sungsang, pangkal lancip sedangkan ujung lancip sampai tumpul, panjang 5-15 cm, lebar 35-36 mm, terdapat 6-10 urat daun lateral, pangkal daun 5-12 mm. Perbungaan berupa malai, keluar dari ranting, berbau harum. Bila musim berbunga, pohon akan dipenuhi bunga. Kelopak bunga berbentuk cangkir yang lebar, ukurannya lebih kurang 1 mm. Mahkota bunga berwarna putih, panjang 2,5-3,5 mm, benang sari terbagi dalam 4 kelompok, panjang 3 mm, berwarna kuning lembayung. Buah buni berwarna merah gelap, berbentuk bulat dengan garis tengah 8-9 mm, pada bagian tepi berakar lembaga yang sangat pendek (Sudarsono dkk, 2002) 

                        Ekologi dan Penyebaran
      Pohon salam tumbuh di Birma, ke arah selatan sampai Indonesia. Di Pulau Jawa tumbuh di Jawa Barat sampai Jawa Timur pada ketinggian 5-1.000 m di atas permukaan laut. Pohon salam dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.800 m; banyak tumbuh di hutan maupun rimba belantara (Dalimarta, 2000).

            Kandungan dan Khasiat
       Pengujian fitokimia dilakukan untuk memberikan informasi mengenai kandungan metabolit sekunder dari setiap tanaman dan aktivitas fisiologis terhadap respon tubuh. Dari hasil pengujian fitokimia yang dilakukan Wijaya et al, (2011) daun salam mengandung alkaloid, karbohidrat, tannin, steroid, triterpenoid, dan flavonoid.
       Hampir seluruh bagian tanaman ini bermanfaat, mulai dari buahnya yang dapat dikonsumsi, akar digunakan sebagai obat gatal, kulit batang untuk obat nyeri dan bahan pewarna, daun dan kulit kayu untuk obat diare, gatal, kencing manis dan untuk nyeri perut (Sudarsono dkk, 2002).
      Penelitian aktivitas antioksidan yang dilakukan Wijaya et al, (2011) terhadap tiga tanaman Indonesia salah satunya adalah daun salam menyatakan bahwa pada konsentrasi 100 ppm, daun salam memiliki konsentrasi hambat (IC50) sebesar 83 % terhadap DPPH (1,1-difenil-2-picrylhydrazyl) yang dibandingkan dengan kontrol positif yakni vitamin C dengan aktivitas sebesar 95 %. Kemudian penelitian Ma’rufah (2007) dalam Wahyu (2008) menyatakan bahwa ekstrak etanol daun salam dosis 420 mg/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat dalam serum darah mencit putih jantan yang hasilnya setara dengan alopurinol dosis 10 mg/kg BB. Senyawa yang diduga bekerja dalam menurunkan kadar asam urat adalah flavonoid, karena senyawa golongan polifenol seperti flavonoid mengandung antioksidan. Menurut Miller, (1996) flavonoid mempunyai aktivitas antioksidan, vasodilatasi, sebagai antibakteri, anti-inflamasi, anti-alergi, dan anti mutagenik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar